Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Profil Dony Tri Pamungkas: Merantau Demi Mimpi “Garuda”

Pemain Terbaik

Merantau Demi Mimpi “Garuda”

 

Oleh YULVIANUS HARJONO

 

JAKARTA, KOMPAS – Bagi Dony Tri Pamungkas (14), sepak bola bukanlah sekadar hobi. Olahraga terpopuler sejagat itu bisa menjadi jalan hidup dan karirnya di masa depan. Terkait hal itu, ia rela meninggalkan tanah kelahirannya, Boyolali, dan demi merajut mimpi besarnya membela tim nasional Indonesia suatu hari nanti.

Direktur Liga Kompas Kacang Garuda Adi Prinantyo (kanan) menyerahkan penghargaan Pemain Terbaik Bulan Oktober 2019 persembahan dari Suzuki kepada pemain SSB Bina Taruna Dony Tri Pamungkas (kiri) pada acara Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (3/11/2019).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)

Perawakannya kecil dan kurus. Namun, tidak demikian dengan bakatnya. Di lapangan hijau, Dony yang membela Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina Taruna, bak sosok yang berbeda. Ia nampak gagah dan percaya diri mengolah bola, bahkan melewati bek-bek tim lawan yang berpostur lebih tinggi darinya. Visi bermain dan umpan-umpan gelandang kreatif itu acapkali dinanti barisan penyerang Bina Taruna.

Dony terpilih sebagai pemain terbaik di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 periode Oktober 2019 dan berhak menyabet trofi bergengsi dari Suzuki. Ia menyisihkan dua kandidat lainnya, yaitu M Hanif Ramadhan (Intan Soccer Cipta Cendikia) dan Ahmad Syauki Fahrezi (Salfas Soccer). Penghargaan itu diraih Dony berkat kontribusi menonjolnya sepanjang enam pekan awal Liga Kompas musim ini.

Pemain kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 11 Januari 2005 itu tidak hanya rajin dalam mengkreasikan serangan, melainkan juga melapis pertahanan saat timnya kehilangan bola. Itu ditunjukkan dengan konstribusinya sepanjang Oktober berupa dua gol, delapan tembakkan ke gawang, dan lima kali intersepsi sempurna.

Ia mewakili evolusi tipikal gelandang modern di sepak bola yang tidak hanya dituntut mengkreasikan serangan, melainkan juga melapis pertahanan timnya. “Ia sangatlah menonjol dibandingkan para gelandang lainnya. Umpan-umpan terobosannya bagus dan tidak jarang ia ngotot merebut kembali bola dari lawan-lawannya,” tutur Koordinator Pemandu Bakat Liga Kompas Hadi Rahmaddani, Minggu (3/11/2019) lalu di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur.

Dody Sahetapy, pelatih tim U-14 Bina Taruna, menambahkan, Dony memiliki bakat alamiah untuk menjadi gelandang kreatif yang sukses. “Dony pemain luar biasa. Dia punya visi bermain yang bagus, tahu kapan harus melepas atau menguasai bola. Bima Sakti (Pelatih Tim Nasional U-16 Indonesia) harusnya memantaunya. Ia bisa lebih bagus jika terus diasah,” ujarnya diwawancara terpisah.

Dony mengaku bahagia dan bangga dinobatkan sebagai pemain terbaik Oktober 2019. Meskipun demikian, dengan rendah hati ia berkata, penghargaan itu merupakan prestasi tim. Bukan sekedar kinerjanya. “Saya pribadi belum puas dengan penampilan selama ini, apalagi tadi kami kalah (dari Metro Kukusan),” ujarnya seusai menerima penghargaan dan berlaga di pekan ketujuh Liga Kompas, akhir pekan lalu.

Siswa kelas IX SMP Villa Mas, Jakarta Timur, itu pun berjanji berlatih lebih giat lagi. Berbeda dengan kebanyakan peserta Liga Kompas lainnya, Dony kerap berlatih mandiri di luar program mingguan timnya. Rutinitas itu dilakukannya setiap pagi di kawasan mess Bina Taruna.  “Entah itu sekadar jogging atau latihan shooting (menembak) di lapangan rutin saya lakukan. Ya, untuk mengasah sentuhan saja,” tuturnya.

Batu loncatan

Itu semua dilakukannya agar perantauannya di Jakarta tidaklah sia-sia. Dony adalah salah satu pemain berbakat yang ditemukan Bina Taruna melalui proses seleksi di daerah. Ia didatangkan dari Boyolali serta mendapatkan beasiswa sekolah dari Bina Taruna sejak dua bulan lalu. ia berharap, Bina Taruna dan Liga Kompas bisa menjadi batu loncatannya meraih mimpi besar, yaitu membela tim “Garuda”.

“Saya ingin menjadi pemain profesional dan membela timnas Indonesia suatu hari nanti. Karena itulah saya merantau jauh-jauh dari Boyolali. Kebetulan, orang tua mendukung saya,” ujar Dony yang mengidolakan gelandang kreatif Manchester City, Kevin De Bruyne.

Hadi bercerita, kans pemain seperti Dony menjadi pemain profesional dan menembus timnas sangatlah besar. Ia bahkan menjadi kandidat kuat untuk masuk tim Liga Kompas yang akan tampil di Piala Dunia usia dini di Gothia, Swedia, tahun depan. “Sudah banyak pemain timnas muda Indonesia yang dilahirkan dari Liga Kompas selama ini,” tuturnya.(JON)

 

 

 

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer