Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Hati-hati dengan Posisi Puncak

Berada di posisi puncak sering kali melenakan bagi para pemain sepak bola, termasuk dalam kompetisi usia muda. Padahal, posisi puncak menuntut kerja lebih keras dari seluruh tim, karena tim-tim lain bertekad mengudeta.

 

Oleh  ADRIAN FAJRIANSYAH

 

JAKARTA, KOMPAS — Dalam pembinaan usia dini seperti di Liga Kompas Kacang Garuda U-14, kemampuan para pemain nyaris tidak terlalu jauh berbeda. Sebab, mereka sama-sama dalam tahap mencari bentuk permainan. Untuk itu, walau sudah memimpin klasemen sementara, mereka tidak boleh cepat puas diri. Sekali saja lengah, tim-tim yang ada di bawah siap menerkam untuk merebut posisi puncak tersebut.

Hal itu benar-benar ditekankan oleh pelatih SSB Buperta Cibubur, Jumhari Saleh, jelang timnya berlaga di pekan kesepuluh LKG di Lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (24/11/2019). Setelah sempat duduk di peringkat pertama pada pekan kedua, tim peringkat kelima pada LKG musim lalu ini kembali mencapai puncak klasemen pada pekan kesembilan.

 

Gelandang SSB Buperta Cibubur Qheizha Zhiddan Saputra (depan) menggiring bola dihadapan penjaagaan gelandang SSB BTC Randi Ramadhan (belakang) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2019). Buperta Cibubur unggul atas BTC dengan skor 2-1. Dalam peringkat klasemen sementara liga ini, Bupeerta Cibubur menduduki posisi runner up puncak klasemen. Sedangkan SSB BTC dalam klasemen sementara berada di peringkat ke 16.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
10-11-2019

 

Posisi puncak direngkuh setelah mereka bermain imbang 0-0 dengan tim peringkat keempat klasemen sementara SSB Big Stars Babek FA. Pada saat bersamaan, pemuncak klasemen saat itu, SSB Matador Mekarsari, justru kalah 1-2 dari tim peringkat ke-11 klasemen sementara SSB Salfas Soccer.

Jumhari mengatakan, dalam tiga kali pertemuan latihan rutin pada Selasa, Kamis, dan Jumat, dirinya terus mengingatkan para anak asuhnya jangan cepat puas. Sebab, perjalanan masih amat panjang, yakni masih bersisa 21 laga dari total 30 laga yang ada.

Paling utama, pelatih tim LKG-SKF Indonesia di Piala Gothia 2019 itu, meminta anak-anak asuhnya tetap ekstra fokus dalam menjalani setiap laga yang ada, termasuk ketika menghadapi tim-tim yang berada di peringkat jauh di bawah mereka.

Hal itu termasuk ketika mereka bertemu  tim peringkat kelima klasemen sementara, SSB Kabomania, pada pekan kesepuluh ini. ”Berada di puncak klasemen ini justru membuat kami menjadi incaran banyak tim. Semua tim pasti akan melakukan persiapan ekstra ketika akan menghadapi kami. Sekali lengkah, kita pasti akan dijungkalkan mereka,” ujar ketika dihubungi dari Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Berkaca dari Matador

Jumhari menuturkan, timnya belajar banyak dari grafik Matador Mekarsari. Tim peringkat ketujuh LKG musim lalu itu tampil sangat mengesankan pada awal musim ini. Mereka terus menang dari awal pekan. Hal itu membuat mereka memuncaki klasemen dari pekan keempat hingga kedelapan dengan rekor tujuh menang dan satu seri atau tidak pernah kalah.

Hal-hal kecil itu menjadi salah satu kunci sukses para pemain jika berniat meneruskan karier hingga ke jenjang profesional.

Namun, pada pekan kesembilan, Matador Mekarsari justru takluk 1-2 dari tim peringkat ke-11 klasemen sementara, Salfas Soccer. Kekalahan itu membuat mereka harus turun ke peringkat kedua dan terpaut satu poin dari Buperta yang sedang memimpin dengan 23 poin.

”Sejatinya, anak-anak usia U-14 ini punya kemampuan merata. Mereka tidak terlalu beda satu sama lain. Sebab, mereka sama-sama sedang mencari bentuk permainan. Jadi, mental menjadi salah satu faktor kunci kesuksesan tim berlaga dalam suatu kompetisi. Nah, ketika di puncak, mereka sering lengah karena sudah merasa jadi yang terbaik. Ini menjadi alamat buruk yang buat mereka terpuruk,” kata Jumhari.

Pelatih Matador Mekarsari, Supriyono Prima, mengatakan, tidak dimungkiri kelengahan yang membuat timnya kalah 1-2 dari Salfas Soccer, pekan lalu. Selain itu, faktor kebugaran para pemain juga sangat berpengaruh. Sedikitnya lima pemain mengalami masalah kebugaran pekan lalu, antara lain, tidak disiplin menjaga makan sehingga mengalami sakit perut saat berlaga.

Untuk itu, menyambut pekan kesepuluh, dirinya mencoba untuk membangkitkan lagi semangat para anak asuhnya. Dalam tiga kali latihan pada Senin, Rabu, dan Jumat, dia meminta para pemain belajar menjadi lebih baik, mulai dari menjaga mental agar tidak meremehkan setiap lawan hingga disiplin waktu dan dalam menjaga makan. ”Sebab, hal-hal kecil itu menjadi salah satu kunci sukses para pemain jika berniat meneruskan karier hingga ke jenjang profesional,” tutur Supriyono.

Mulai dari nol

Di sisi lain, Supriyono juga coba mengajak para pemain untuk memulai lagi semuanya dari nol, terutama jelang menghadapi tim peringkat ke-13 klasemen sementara, SSB Benteng Muda IFA. Tujuannya agar para pemain lebih rileks dan tidak terbebani untuk mengejar puncak klasemen.

”Kami memulai liga dengan sangat baik. Saya ingin kekalahan kemarin dilupakan dan semuanya memulai lagi dari awal. Dengan begitu, mereka diharapkan bisa bermain lebih lepas dan nantinya hasil yang baik dari setiap pekan akan mengangkat lagi peringkat ke puncak klasemen,” ujar Supriyono.

Meski demikian, baik Buperta Cibubur maupun Matador Mekarsari tidak boleh hanya memikirkan satu sama lain. Sebab, sejumlah tim menguntit mereka dari belakang. Salah satu yang paling potensial adalah juara bertahan, SSB Bina Taruna. Tim ini cenderung stabil menjaga grafik permainan dengan terus bertahan di tiga besar dari awal pekan hingga pekan kesembilan.

Bina Taruna bisa dibilang pemburu dalam senyap. Sebab, grafik yang mereka tunjukkan sekarang hampir mirip dengan musim lalu. Tahun lalu, mereka pun tidak terlalu sering berada di puncak klasemen tetapi terus menjaga posisi di tiga besar. Jelang akhir kompetisi, mereka justru bisa menyalip dan merengkuh gelar juara.

”Kami percaya dengan proses. Kami berusaha bermain sebaik mungkin dari pekan ke pekan. Nanti, pada akhirnya, tim ini bisa meraih hasil optimal dari perjalanan yang baik tersebut,” ujar pelatih Bina Taruna, Izak Jeffry Dodi Sahetapy.

 

Sumber: Kompas.id

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer