Mencari Kegembiraan di Lapangan
Gelandang tim SSB Kabomania Oski Nofriansa (kanan) berebut bola dengan bek SSB Buperta Cibubur Rayhan Maulanul Muiz (kiri) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (24/11/2019). SSB Kabomania berhasil mengimbangi permainan SSB Buperta Cibubur dengan skor akhir 0-0. SSB Kabomania saat ini berada di peringkat ke 5 klasemen. Sedangkan SSB Buperta Cibubur adalah pemimpin puncak klasemen saat ini.JAKARTA, KOMPAS – Buperta Cibubur masih tampil konsisten bertahan di jalur kemenangan dan kokoh di puncak klasemen sementara Liga Kompas Kacang Garuda U-14 hingga pekan ke-12, Minggu (8/12/2019). Konsistensi ini bisa dicapai karena mereka selalu berusaha mencari kegembiraan di lapangan.
Dengan perasaan gembira dan tanpa beban, para pemain Buperta Cibubur bisa mengalahkan Benteng Muda IFA, 4-0, pada laga pekan ke-12 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu kemarin. Alfin Esa Ahmad mencetak tiga gol dan satu gol lainnya diceploskan Qheizha Zhiddan Saputra.
Dengan kemenangan ini, mereka memimpin klasemen sementara dengan 30 poin. Mereka meninggalkan Big Stars Babek FA dengan selisih empat poin di peringkat kedua.
“Melatih pemain usia dini memang tidak bisa kaku dan keras karena mental mereka bisa rusak. Saya selalu minta ke pemain untuk rileks, bermain gembira, dan jangan takut untuk salah. Pemain senior pun masih bisa salah,” kata pelatih Buperta Cibubur, Jumhari. Ia juga mengatakan peran orang tua dalam membantu menjaga motivasi para pemain sangat besar.
Jumhari tidak menampik bahwa posisi mereka sebagai pemimpin klasemen sudah menciptakan beban lainnya. Tim-tim lain semakin berusaha keras untuk menjegal Buperta yang sejauh ini belum menelan kekalahan. Apalagi, kompetisi masih panjang.
Dalam situasi ini, Jumhari berusaha tidak menambah beban dan sebaliknya mendorong setiap pemain untuk memiliki kesadaran diri. Artinya, setiap ada kesalahan, pelatih berusaha mengembalikan persoalan kepada pemain untuk direnungkan. Dengan demikian, pemain terlatih untuk memahami kesalahannya dan kemudian berinisiatif untuk mengoreksinya.
Membangun motivasi
Hilangnya kegembiraan itu sudah dialami Matador Mekarsari. Mereka kini terus kehilangan poin meski mampu tampil konsisten pada beberapa pekan pertama. Minggu kemarin, Matador dikalahkan Kabomania, 0-2.
Pelatih Matador Mekarsari, Supriyono Prima, mengatakan ia sedang berusaha membangun kembali motivasi para pemain. “Saya ingin kembalikan penampilan tim dari sisi psikis. Jika itu belum dibenahi, taktik apapun yang diberikan tidak akan berjalan,” katanya.
Menurut Supriyono, pemain sedikit terlena dengan start yang mulus pada awal kompetisi. Para pemain pun lupa bahwa tim-tim lain semakin kuat. Kelemahan tim sudah mudah terbaca lawan. Misalnya, Kabomania tahu bahwa Malik Kaldi merupakan pemain kunci Matador yang harus dimatikan langkahnya. Strategi itu berhasil dan Matador kehilangan kreativitas serangan.
Ini menjadi catatan lain Supriyono sebelum menjalani laga berikutnya. “Ketergantungan tim pada satu pemain sangat berbahaya karena semua pemain punya tanggung jawab yang sama,” katanya.
Hasil pada pekan ke-12 ini menunjukkan persaingan yang semakin ketat di papan atas dan sinyal bahaya bagi Matador. Meski masih bertahan di peringkat ketiga, Matador baru mengumpulkan 25 poin. Mereka bisa tergusur oleh Bina Taruna atau Kabomania yang sama-sama memiliki 23 poin.
Intan Soccer Cipta Cendikia dan Siaga Pratama juga bersaing ketat untuk masuk ke peringkat lima besar. Kedua tim memiliki masing-masing 21 poin. Pada laga kemarin, Intan Soccer mengalahkan Tajimalela FA, 3-0, dan Siaga Pratama mengalahkan Villa 2000, 1-0.
Sumber: Kompas.id