Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Kejelian Pelatih Mengasah Mental Pemain

Pelatih memegang kendali besar dalam membentuk para pemain muda sepak bola menjadi atlet yang matang dalam teknik dan mental. Saat usia muda, para pemain perlu terus dimotivasi supaya tumbuh menjadi pemain andal.

 

Oleh  PRAYOGI DWI SULISTYO

 

JAKARTA, KOMPAS — Peran pelatih dalam proses pembinaan sepak bola usia dini, bukan sekadar membekali pemain dengan teknik dan taktik. Mereka juga dituntut lihai membaca psikologis pemain dalam proses memperkuat mental, agar dapat tumbuh menjadi pemain yang pantang menyerah.

Hal tersebut dipegang oleh Pelatih SSB Salfas Soccer Irwan Salam. Ia selalu memberikan motivasi kepada anak didiknya dalam situasi apapun. Ketika timnya tertinggal dua gol dari SSB Big Stars Babek pada pertandingan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 pekan ke-14 di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019), Irwan selalu meneriakkan kata-kata motivasi.

LKG/Muhammed Putra

Pelatih SSB Salfas Soccer, Irwan Salam

“Anak-anak jangan terlalu diberi tekanan yang besar. Kita berikan motivasi saja karena mereka masih dalam proses belajar,” ujar Irwan.

Motivasi yang diberikan Irwan cukup ampuh. Para pemain Salfas tanpa mengenal lelah berusaha mengejar ketertinggalan. Beberapa kali usaha mereka selalu gagal karena kedisiplinan lini pertahanan Big Stars yang dipimpin oleh dua bek tangguh Ghani Falah Wijaya dan Rafi Azhar Mumtaza Ramadhani.

Di sisi lain, penampilan kiper cadangan Big Stars Alviandi Muhidin cukup cemerlang. Ia berhasil menggantikan kiper utama M Nazhif Sidik yang mendapatkan larangan bermain sebanyak tiga laga karena memprovokasi kubu SSB Kabomania pada pekan lalu.

Meskipun serangan Salfas selalu kandas, tetapi mereka menunjukkan sikap pantang menyerah. Usaha tersebut berbuah hasil ketika mereka mampu mencetak gol pada menit ke-58 melalui tendangan jarak jauh kapten Ahmad Syauki Fahrezi Kholid.

Salfas hampir menyamakan kedudukan ketika mendapatkan hadiah sepak pojok jelang peluit akhir dibunyikan wasit. Namun, mereka gagal menambah gol ketika terjadi kemelut di depan gawang Big Stars sehingga Salfas kalah dengan skor 1-2.

“Anak-anak telah bermain secara maksimal. Mereka menunjukkan mental yang kuat. Kini, kami tinggal perbaiki kekurangan mendasar seperti kesalahan dalam memberikan umpan,” ujar Irwan.

Ia mengakui, keterlibatan orangtua berpengaruh pada mental anak. Karena itu, Irwan selalu menjalin komunikasi dengan orangtua untuk memberikan motivasi pada anak-anak.

Saat ini, Salfas masih berada di peringkat ke-11 dengan raihan 14 poin. Irwan berharap, para pemainnya dapat terus memiliki motivasi tinggi untuk memperbaiki peringkat.

Sementara itu, pelatih SSB Big Stars Babek FA Bonni Safrudin Wijaya mengaku timnya sedang berusaha bangkit setelah terpuruk karena pengurangan poin akibat kesalahan yang dilakukan M Nazhif Sidik.

LKG/Muhammed Putra

Pelatih SSB Big Stars Babek FA Bonni Safrudin Wijaya

Timnya sempat kehilangan motivasi ketika sedang berjuang untuk merebut posisi puncak yang saat ini masih dikuasai SSB Buperta Cibubur dengan raihan 34 poin. Akibat, memperoleh pengurangan dua poin, Big Stars tertinggal empat poin dari Buperta Cibubur.

“Kami berusaha saling memberikan motivasi dan tidak menyalahkan orang lain dalam situasi seperti ini. Sanksi ini dapat menjadi pelajaran bagi kami dan tim lain,” ujar Bonni.

Ia menuturkan, salah satu cara untuk membangkitkan motivasi tersebut yakni dengan melakukan komunikasi secara intens. Dengan cara tersebut, timnya menjadi kompak.

Kehadiran sosok pelatih yang kuat juga berpengaruh pada mental anak-anak dalam bertanding. SSB Matador Mekarsari yang selama ini tampil atraktif, terlihat kehilangan kreativitas saat bermain imbang 0-0 dengan juara bertahan SSB Bina Taruna.

 

Kompas/PRAYOGI DWI SULISTYO

Pelatih SSB Matador Mekarsari Supriyono Prima (tengah) memeluk kedua pemainnya kapten Radittia Agustin (kiri) dan penyerang Malik Kaldi (kanan) pada pertandingan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim 2019-2020 pekan kedua di Lapangan Sepak Bola Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (29/9/2019).
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO (PDS)
29-09-2019

Menurut Asisten Pelatih Matador Mekarsari Indra Lesmana, para pemainnya kehilangan sosok pelatih Supriyono Prima yang selama ini memiliki hubungan dekat dengan anak-anak. Supriyono tidak dapat mendampingi anak didiknya karena sedang berada di luar kota untuk evaluasi Liga 1.

Sumber: Kompas.ID

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer