Atasi Tantangan di Masa Liburan Sekolah
Para pemain sekolah sepak bola peserta Liga Kompas Kacang Garuda U-14 tetap berlatih untuk menjaga kondisi guna menghadapi laga terakhir tahun ini, pada Minggu (29/12/2019). Komitmen itu akan menentukan prestasi tim.
Oleh PRAYOGI DWI SULISTYO
JAKARTA, KOMPAS — Liburan sekolah menjadi tantangan besar bagi peserta Liga Kompas Kacang Garuda U-14 karena mereka harus berlatih dan bertanding di saat teman-teman sebayanya sedang berlibur. Mereka dituntut tetap menjaga kondisi stamina dan fisik agar dapat bermain dalam performa terbaik.
Laga pekan ke-15 yang berlangsung pada Minggu (29/12/2019) di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, menjadi pertandingan terakhir pada tahun 2019. Bagi sebagian besar anak-anak sekolah, pekan ini menjadi masa yang ditunggu-tunggu karena mereka memasuki liburan sekolah. Namun, bagi peserta LKG, keinginan untuk liburan tersebut harus ditunda atau disesuaikan dengan jadwal latihan dan bertanding.
“Kami latihan tetap seperti biasa. Kami majukan waktunya dari pukul empat sore ke tiga sore agar bisa selesai pukul setengah lima sore,” ujar Pelatih SSB Buperta Cibubur Jumhari Saleh saat dihubungi pada Sabtu (28/12/2019).
Kebijakan tersebut diambil Jumhari untuk menyiasati kondisi cuaca yang pada pekan ini terus turun hujan. Namun, karena lapangan tergenang air, maka mereka berlatih di tempat parkir. Dengan situasi lapangan yang tidak layak untuk berlatih, ia menambah porsi latihan pada hari Sabtu dengan program kebugaran, latihan fisik, dan menjaga kekompakan tim.
Jumhari menekankan, program latihan yang ia berikan kepada anak didiknya selalu dikemas dalam suasana yang menggembirakan. Ia tidak ingin anak didiknya merasa jenuh dengan kondisi padatnya jadwal latihan dan pertandingan.
Hal serupa juga diterapkan pada pemainnya yang izin keluar kota sehingga tidak dapat berlatih bersama rekan-rekannya. Jumhari tetap meminta pemainnya berlatih sendiri sehingga tetap dalam kondisi bugar ketika diturunkan dalam pertandingan.
Meskipun liburan sekolah cukup mengganggu program latihan Buperta Cibubur, Jumhari tidak mau anak didiknya lengah. Ia tetap meminta mereka fokus pada saat latihan dan bertanding. Apalagi, pada pekan ini, timnya bertemu dengan tim papan atas SSB Matador Mekarsari yang menduduki peringkat ketiga. Kedua tim hanya berjarak lima poin.
Jumhari mengakui, Matador adalah tim yang kuat, tetapi mereka juga mengalami kendala yang sama dengan Buperta Cibubur sehingga ia tidak khawatir. Karena itu, ia lebih memilih untuk fokus pada permainan timnya.
“Ketika program latihan tidak berjalan, maka kami siasati dengan fokus dan konsisten saat bertanding. Kami juga sudah mempersiapkan dengan baik di awal kompetisi sehingga tinggal menjaga fokus saja,” ujar Pelatih tim LKG-SKF Indonesia di Piala Gothia 2019 tersebut.
Pada pekan lalu, Matador Mekarsari hanya mampu bermain imbang dengan skor 0-0 ketika bertemu juara bertahan SSB Bina Taruna. Tidak seperti biasanya, permainan Matador sulit berkembang dan mereka kehilangan kreativitas.
Asisten Pelatih Matador Mekarsari Indra Lesmana menuturkan, salah satu penyebabnya karena ketidakhadiran empat pemain inti yang izin keluar kota untuk liburan. Alhasil, mereka memasang pemain cadangan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan keempat pemain tersebut.
Sumber: Kompas.ID