Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Antisipasi Cuaca Tak Menentu

Cuaca di kawasan Jakarta dan sekitarnya tak menentu. Kondisi ini sangat riskan untuk kebugaran dan penampilan pemain yang berlaga di Liga Kompas Gramedia Kacang Garuda U-14.

 

Oleh  ADRIAN FAJRIANSYAH

 

JAKARTA, KOMPAS — Sejak akhir tahun, cuaca di kawasan Jakarta dan sekitarnya tak menentu. Sering kali cuaca berubah drastis dalam waktu tak berjauhan, yakni dari panas terik tiba-tiba hujan deras dan sebaliknya. Kondisi ini sangat riskan untuk kebugaran dan penampilan pemain yang berlaga di Liga Kompas Gramedia Kacang Garuda U-14.

Striker SSB Pelita Jaya Ade Rifatul Aqmal (kiri) berebut bola dengan bek SSB Buperta Cibubur Mahyodi Wimala (kanan) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019). Buperta mengalahkan Pelita Jaya dengan skor 4-0. Buperta kian memantapkan posisinya memimpin puncak klasemen. Sedangkan Pelita Jaya menempati urutan ke 12 urutan klasemen.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
22-12-2019

Atas dasar itu, memasuki pekan ke-18 di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2020), tim pelatih tim yang berlaga di liga berusaha untuk meningkatkan kebugaran pemain agar tidak mudah sakit karena cuaca yang tak menentu. Para pelatih pun menyiapkan pemain untuk bisa bermain saat kondisi lapangan kering dan becek.

Pelatih SSB Bintang Ragunan Teuku Chairul Wisal mengatakan, untuk melatih kebugaran dan kemampuan pemain saat cuaca cepat berubah, dirinya minta pemain tetap latihan saat panas terik dan hujan deras dalam latihan rutin Selasa, Rabu, dan Sabtu. Dengan biasa bermain pada kondisi seperti itu, tubuh para pemain diharapkan bisa adaptasi sehingga kondisi fisiknya tidak anjlok.

Latihan saat hujan ataupun pascahujan juga penting. Itu untuk membiasakan pemain bermain di lapangan yang tidak rata ataupun tergenang. Setidaknya, para pemain dibiasakan untuk mengontrol bola yang pasti lebih liar atau bergerak di luar prediksi. ”Kalau lapangan tidak rata ataupun tergenang, passing tidak bisa rata. Bolanya harus naik sedikit. Kontrolnya juga harus demikian sehingga bola bisa lebih mudah dikendalikan,” ujar Teuku.

Bek SSB Pelita Jaya Iqbal Ega Saputra (kiri) berebut bola dengan gelandang SSB Buperta Cibubur Callum Hamish Karel McCombie (kanan) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019). Buperta mengalahkan Pelita Jaya dengan skor 4-0. Buperta kian memantapkan posisinya memimpin puncak klasemen. Sedangkan Pelita Jaya menempati urutan ke 12 urutan klasemen.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
22-12-2019

Teuku melanjutkan, pada Sabtu, dirinya akan cek ulang kebugaran pemain. Bagi pemain yang tidak siap, tentu mereka harus ditepikan untuk sementara. ”Dalam kondisi ini, kami minta pemain jujur untuk kemukakan kondisinya. Kami pun pasti akan cek secara detail apa pemain itu benar-benar siap untuk bermain,” katanya.

Pada hari pertandingan, Teuku coba membawa pemain cadangan di tribune lebih banyak, yakni dari biasanya hanya dua-tiga pemain menjadi lima pemain. Itu untuk antisipasi jika ada salah satu dari 11 pemain inti di lapangan dan tujuh pemain cadangan di bench yang tiba-tiba sakit jelang pertandingan. ”Cuaca yang cepat berubah sewaktu-waktu ini pasti rawan menyebabkan orang sakit. Dan sakit itu tidak terprediksi kapan muncul,” tuturnya.

Teuku mengatakan, jelang pertandingan, dirinya akan menyesuaikan pemanasan dengan kondisi cuaca. Jika panas terik, dirinya meminta anak-anak pemanasan sekitar 30 menit sebelum pertandingan dimulai. Pemanasannya pun hanya sekitar 15 menit, yakni 10 menit endurance dan 5 menit sentuhan bola.

Jika hujan deras, dirinya meminta anak-anak pemanasan sekitar 45 menit sebelum pertandingan dimulai. Pemanasannya berupa sekitar 15 menit stretching di tribune dan 10 menit endurance ataupun sentuhan bola di pinggir lapangan. ”Kalau kondisi normal, pemanasan biasanya sekitar 30 menit, yakni 15 menit endurance dan 15 menit kecepatan maupun sentuhan bola,” ujar Teuku.

Hingga pekan ke-17, Bintang Ragunan tertahan di peringkat kedelapan dengan 24 poin dari 17 laga. Pada pekan ke-18 ini, mereka akan berhadapan dengan tim peringkat ke-12 SSB Benteng Muda IFA. Di atas kertas, mereka punya potensi menang atas tim yang sekarang mengumpulkan 17 poin dari 17 laga tersebut.

Latihan lari

Sementara itu, pelatih SSB Buperta Cibubur Jumhari Saleh justru lebih banyak mengajak para pemainnya berlatih lari ataupun permainan tanpa bola. Hal itu karena faktor lapangan yang rusak akibat terus diguyur hujan. ”Jadi, latihan lari ataupun permainan tanpa bola ini untuk mengganti waktu tidak bisa berlatih normal saat lapangan rusak,” katanya.

Di sisi lain, Jumhari menyampaikan, dirinya juga memberikan instruksi khusus kepada para pemain agar tidak berlama-lama ketika memegang bola saat lapangan becek ataupun hujan. ”Pemain diminta lebih banyak melepas bola terobosan ataupun umpan lambung langsung ke jantung pertahanan lawan,” tutur pelatih tim LKG-SKF Indonesia pada Piala Gothia 2019 tersebut.

Pemain SSB Pelita Jaya Moga Pradana (kiri) berusaha memblok tendangan bebas yang dilakukan pemain SSB Villa 2000 Dimas Prasetyo dalam pekan ke-17 Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Stadion Ciracas, Jakarta, Minggu (12/1/2020). SSB Villa 2000 menang 3-0.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS)
12-01-2020

Sebelumnya, pelatih SSB Matador Mekarsari Supriyono Prima mengatakan, dirinya memang tidak hanya mementingkan latihan taktik/strategi di tengah cuaca yang tak menentu sekarang. Simulasi pertandingan saat hujan deras lebih banyak dilakukan. ”Pemain minimal tidak lama-lama pegang bola. Mereka harus pintar ambil keputusan sesuai kondisi di lapangan, menyesuaikan juga dengan kekuatan lawan lebih berat atau lebih mudah,” tuturnya.

Hingga pekan ke-17, Buperta Cibubur kokoh di puncak klasemen dengan 38 poin dari 17 laga. Pada pekan ke-18 ini, mereka akan berhadapan dengan tim peringkat ke-10 SSB Oneway Soccer School. Di atas kertas, mereka punya potensi meraih poin penuh atas tim yang sekarang mengumpulkan 20 poin dari 17 laga tersebut.

Hingga pekan ke-17, Matador Mekarsari berada di peringkat kedua dengan 35 poin dari 17 laga. Pekan ke-18 ini, mereka akan menghadapi tim peringkat ke-15 atau hanya satu tingkat dari juru kunci, yakni SSB Metro Kukusan. Di atas kertas, mereka besar kemungkinan untuk menang atas tim yang sekarang mengumpulkan 5 poin dari 17 laga itu.

Sumber: Kompas.ID

 

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer