Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Menjaga Komitmen di Sisa Musim

Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim ini tinggal menyisakan 11 pekan. Sejumlah tim peserta menuntut orangtua dan pemain untuk setiap menjaga komitmennya di kompetisi ini.

 

Oleh  YULVIANUS HARJONO

 

JAKARTA, KOMPAS – Persaingan di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 kian sengit memasuki pekan ke-20, Minggu (2/2/2020). Demi target menjadi yang terbaik atau bertahan di kompetisi itu musim depan, sejumlah tim peserta menuntut orang tua dan pemain menjaga komitmen mereka  pada 11 pekan tersisa kompetisi usia muda itu.

Para orangtua mendukung anak-anaknya saat pertandingan antara SSB Bina Taruna melawan SSB Buperta Cibubur dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (15/12/2019). Pertandingan antara SSB Buperta Cibubur melawan SSB Bina Taruna ini berakhir imbang dengan skor 1-1. Saat ini SSB Buperta Cibubur menempati puncak klasemen. Sedangkan SSB Bina Taruna berada di urutan ke 4 pada klasemen sementara.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
15-12-2019

 

Kebutuhan komitmen itu kian besar akhir-akhir ini menyusul gencarnya tim peserta Elite Pro Academy U-16, kompetisi profesional usia muda bentukan PSSI, menjaring para pemain baru untuk musim 2020. Tim-tim itu tengah melakukan seleksi terbuka dan tidak jarang “membajak” pemain dari tim peserta Liga Kompas U-14.

Fenomena itu diungkapkan sejumlah pelatih sekolah sepak bola (SSB) yang tampil di Liga Kompas. Jumhari Saleh, Pelatih SSB Buperta Cibubur, berkata, sedikitnya lima pemainnya tengah diincar sejumlah tim Elite Pro. Tidak jarang tim yang berafiliasi dengan klub Liga 1 itu melakukan pendekatan langsung dengan pemain dan orang tua.

Praktik semacam itu, ungkap Jumhari, bisa merugikan sekolah sepak bola yang selama ini membina pemain. “Tim Elite Pro semestinya punya akademinya sendiri. Jangan hanya mencomot pemain yang sudah jadi tanpa mau mendidiknya. Jika gagal seleksi atau masuk tim, mereka dibuang atau dikembalikan begitu saja (ke SSB),” ujar pelatih yang pernah memimpin tim Liga Kompas ke kejuaraan dunia usia muda, Piala Gothia di Swedia, itu.

Terkait hal itu, ia menekankan pada para pemain dan orang tua di Buperta agar tidak tergoda iming-iming membela tim Elite Pro dan fokus mengikuti Liga Kompas hingga akhir musim ini. “Untungnya, para orang tua di tempat kami kompak dan mau mendengarkan saya. Mereka setuju menjaga komitmen menyelesaikan Liga Kompas, syukur-syukur masuk ke tim seleksi Piala Gothia. Setelah itu, silakan kalau mau ikut ke Elite Pro,” tuturnya.

Buperta memang membutuhkan seluruh sumber dayanya untuk mengejar target juara di Liga Kompas musim ini. Mereka memuncaki klasemen dengan keunggulan tiga poin dari pesaing terdekatnya, Big Stars Babek. Pad apekan ke-20, Minggu, di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur, mereka menargetkan tiga poin atas Villa 2000 untuk menjaga posisi di puncak.

“Anak saya masih muda, 14 tahun. Belum waktunya mereka memikirkan Elite Pro (16 tahun). Yang terpenting bagi mereka adalah mencari jam terbang sebanyak mungkin. Peluang itu ada di Liga Kompas. Tidak semua pemain atau tim berkesempatan tampil di kompetisi ini. Maka itu, saya pribadi, memilih berkomitmen di liga ini dulu,” ujar Darmanto Tri Susilo, orang tua pemain di Buperta.

Komitmen

Komitmen serupa terlihat di Babek, satu-satunya tim yang belum terkalahkan di 19 pekan Liga Kompas sejauh ini. Pelatih Big Stars Babek Bonni Safruddin Wijaya bercerita, sejumlah pelatih tim Elite Pro U-16 sempat menghubunginya untuk mencari pemain. Namun, sejauh ini, ia memilih berkomitmen untuk menjaga keutuhan dan kekompakkan timnya.

“Orang tua (pemain) juga tidak tergiur (iming-iming membela Elite Pro). Sesuai hasil kesepakatan di awal (musim), mereka menyerahkan urusan pemain ke pelatih. Jadi, tidak ada yang berdusta atau berkhianat. Kami fokus selesaikan dulu tugas di Liga Kompas. Setelah selesai, baru mereka bisa ikuti seleksi kedua atau ketiga di Elite Pro,” ujar Bonni.

Koordinator Tim Pemantau Bakat Liga Kompas Hadi Rahmadani berkata, tim Elite Pro sebetulnya tidak perlu kucing-kucingan atau bergerilya menjaring bakat muda di kompetisi ini. Ia berkata, pihaknya justru bisa memfasilitasinya sepanjang sesuai ketentuan dan aturan main yang jelas.

“Asalkan ada permohonan resmi, kami bisa membantu. Bahkan, lengkap dengan data-data performa pemain, karena selama ini kami rutin memantaunya dari pekan ke pekan dengan dibantu Tim 11 (penyedia statisik),” tukasnya.

Sumber: Kompas.ID

 

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer