Tidak Ada Alasan untuk Kalah
Kondisi lapangan yang becek tidak membuat para peserta Liga Kompas Kacang Garuda U-14 menyerah pada keadaan. Mereka berjuang dengan segala cara untuk meraih kemenangan. Tidak alasan bagi mereka untuk kalah.
Oleh D HERPIN DEWANTO PUTRO
Jakarta, Kompas – Para peserta tim Liga Kompas Kacang Garuda U-14 kesulitan mengembangkan permainan di atas lapangan yang becek setelah hujan deras yang mengguyur GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020). Namun, kondisi ini justru mengajarkan para pemain bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk kalah.
Praktis pada laga pekan ke-20 kemarin tidak menghasilkan permainan cantik yang bertabur gol. Dari laga pertama hingga laga ketujuh, penonton hanya menyaksikan laga yang berakhir imbang 0-0 atau salah satu tim menang 1-0. Hanya satu laga yang berakhir imbang 1-1 yaitu laga antara BTC melawan Salfas Soccer.
Kejutan pun muncul pada laga terakhir atau laga kedelapan ketika Bintang Ragunan berhasil mengalahkan Kabomania, 2-0. Kedua gol dicetak oleh Nadhif Rizqullah pada menit ke-43 dan Marselinus Amaola pada menit ke-58.
“Saya minta pemain untuk bermain bola-bola langsung. Dengan kondisi seperti ini tidak mungkin bisa bermain cantik,” kata pelatih Bintang Ragunan, Teuku Chairul Wisal. Lapangan yang becek membuat pemain sulit menggulirkan bola sehingga cenderung langsung mengumpan ke depan. Ia bersyukur para pemainnya langsung bisa memahami instruksi meski baru terlihat pada babak kedua.
Menurut Teuku, ia sudah menyiapkan para pemainnya untuk bisa menghadapi kondisi apapun selama bertanding. Ketika latihan, ia juga mengajak para pemain untuk berlatih di atas lapangan becek. Kemampuan pemain untuk cepat beradaptasi harus segera diasah sejak dini.
Tim lainnya yang juga berhasil mengatasi kondisi yang tidak menguntungkan ini adalah Intan Soccer Cipta Cendikia yang mengalahkan Bina Taruna, 1-0. Gol tunggal itu dicetak oleh M Rafly I Selang pada menit ke-10.
“Pemain memang harus bekerja keras dan saya tidak mau mereka menyalahkan faktor lain seperti kondisi lapangan jika kalah,” kata pelatih Cipta Cendikia, Yance Putra. Ia berusaha menanamkan sikap bahwa penyebab tim bermain buruk dan akhirnya kalah adalah pemain itu sendiri.
Kemenangan itu semakin terasa spesial karena bek tengah Cipta Cendikia, Ridho Adi Nugraha, dinobatkan sebagai pemain terbaik bulan Januari 2020. Berkat Ridho, Cipta Cendikia memiliki pertahanan yang cukup solid. “Saya memang ingin bermain untuk tim nasional dan ke depan (tantangan) semakin berat,” ujarnya.
Tim lainnya, Big Stars Babek FA menelan kekalahan 0-1 dari Siaga Pratama. Namun, gol tunggal pada laga itu diprotes karena pihak Big Stars Babek merasa bola belum masuk sepenuhnya ke gawang. Gol itu membuat Big Stars Babek menelan kekalahan pertama musim ini. Mereka melayangkan surat protes kepada pengelola Liga Kompas.
“Sebetulnya permainan kami sudah bagus dan taktik sudah berjalan sesuai rencana. Namun, kami tetap menerima kekalahan ini,” ujar pelatih Big Stars Babek, Bonni Safruddin Wijaya.
Pengelola Liga Kompas pun mengapresiasi langkah Big Stars Babek yang merupakan salah satu cara membangun budaya sepak bola yang lebih baik. Tim mampu menahan diri untuk tidak melakukan protes secara terbuka.
Direktur Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Emilius Caesar Alexey mengatakan pihaknya akan kembali melihat rekaman ulang gol tersebut dan juga memberi jawaban melalui surat. “Jika ada kesalahan dari wasit dalam mengambil keputusan, kami akan beri peringatan atau sanksi. Jika keputusan itu sudah tepat, tentu tidak perlu sanksi,” katanya.
Hingga pekan ke-20, Buperta Cibubur kembali meraih kemenangan dengan mengalahkan Villa 2000, 1-0. Mereka semakin kokoh di puncak klasemen dengan 45 poin. Sementara Siaga Pratama berada di peringkat dua dengan 41 poin.
Sumber: Kompas.ID