Laga Krusial Siaga Pratama
Siaga Pratama berkesempatan memangkas jarak dengan Buperta Cibubur sebagai pemuncak klasemen sementara Liga Kompas Kacang Garuda U-14, pada pekan ke-21. Mereka membutuhkan mental juara dan pertahanan solid pada laga itu.
Oleh D HERPIN DEWANTO PUTRO
JAKARTA, KOMPAS – Sekolah sepak bola Siaga Pratama menghadapi laga krusial melawan Buperta Cibubur pada pekan ke-21 Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di GOR Ciracas, Jakarta, Minggu (9/2/2020). Laga itu merupakan kesempatan terbaik mereka untuk menahan laju Buperta Cibubur.
Hingga pekan ke-20, Buperta Cibubur masih berada di puncak klasemen sementara dengan 45 poin, sedangkan Siaga Pratama berada di peringkat kedua dengan 41 poin. Siaga Pratama bisa memangkas jarak menjadi satu poin jika memenangi laga tersebut.
Buperta akan menjadi ujian berat bagi Siaga Pratama yang tidak terkalahkan sejak pekan ke-10. Kekalahan terakhir Siaga Pratama terjadi pada pekan ke-9 ketika mereka ditaklukkan Bintang Ragunan, 1-3, 17 November 2019.
Penampilan konsisten ini membuat pengelola Siaga Pratama menaikkan target pada putaran kedua. Apabila pada awal musim mereka mematok target masuk lima besar, kini mereka berani mematok target merebut peringkat satu.
Namun, Siaga Pratama tidak bisa mempersiapkan laga ini dengan maksimal karena cuaca tidak mendukung. Hujan deras disertai petir kerap mengguyur tempat latihan sehingga mereka harus memangkas waktu latihan dari dua jam menjadi 1,5 jam. Tim berlatih dua hari pada Rabu dan Jumat, pekan ini.
”Dengan waktu yang pendek, saya fokuskan untuk melatih stamina. Aspek teknik sudah cukup, kalau ingin melatih taktik juga sulit karena lapangan tempat kami berlatih becek,” kata Pelatih Siaga Pratama, Kusnadi, Sabtu (8/2/2020).
Dalam situasi seperti ini, Kusnadi mengandalkan mental juara dari para pemain sebagai modal utama menghadapi laga tersebut. Kepercayaan diri tim semakin baik terutama sejak mereka mendapatkan kiper baru. Beberapa pekan sebelumnya, mereka mengandalkan seorang libero menjadi kiper.
Sementara itu, Buperta sebagai pemuncak klasemen justru merasakan beban lebih besar. ”Kami ada beban karena dikejar-kejar tim lain. Memang lebih enak mengejar dari pada dikejar,” kata pelatih Buperta Cibubur, Jumhari.
Apalagi, tim itu adalah Siaga Pratama yang menurut Jumhari merupakan tim yang bisa berada di papan atas karena mampu bermain secara kolektif. Pada pekan ke-6, Buperta sudah merasakan beratnya perlawanan Siaga Pratama. Buperta baru bisa menang, 3-2, lewat gol di menit terakhir. Jumhari meyakini, Siaga Pratama akan jauh lebih tangguh pada pertemuan kedua ini.
Situasi seperti ini, kata Jumhari, justru menjadi pelajaran yang berharga untuk para pemainnya untuk tidak cepat puas. “Saya selalu mengatakan kepada pemain bahwa kami harus selalu introspeksi, melihat apa saja kekurangan yang masih kami miliki untuk bisa diperbaiki,” katanya.
Para pemain Buperta Cibubur bisa tergoda untuk merasa tidak memiliki kekurangan karena sudah berada di puncak klasemen dan meninggalkan Siaga Pratama dengan selisih empat poin. Namun, Jumhari mengatakan para pemainnya saat ini justru merasa risau dan ini merupakan pertanda bagus.
Sama seperti Siaga Pratama, tim Buperta Cibubur juga merasakan kendala saat latihan akibat hujan. Mereka tidak bisa melatih taktik dengan baik karena lapangan selalu tergenang saat latihan.
Sumber: Kompas.ID