Jangan Lengahkan Konsentrasi
Menjaga konsentrasi masih menjadi kendala bagi para pemain belia di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim ini. Kelemahan itu menjadi perhatian para pelatih.
Oleh MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
JAKARTA, KOMPAS — Kelengahan konsentrasi menjadi senjata ”membunuh” bagi tim yang mengikuti kompetisi yang panjang. Tak terkecuali bagi semua klub yang berpartisipasi dalam Liga Kompas Gramedia Kacang Garuda U-14 musim 2019/2020 yang harus kehilangan poin karena gagal menjaga fokus di dalam laga. Pada pekan ke-23 Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepak Bola GOR Ciracas, Jakarta, Minggu (23/2/2020), Villa 2000 harus mengubur impian meraih poin dari salah satu tim papan atas musim ini, Matador Mekarsari. Di babak pertama, Matador Mekarsari unggul terlebih dahulu melalui sepakan M Arrafi Firdaos di menit ke-25 yang memanfaatkan kemelut di muka gawang Villa 2000 yang dikawal Bintang Fauzi Darmawan. Ketinggalan terlebih dahulu membuat Villa 2000 mengambil inisiatif serangan di paruh kedua. Hasilnya, Villa 2000 sempat mendapatkan dua kesempatan menembak ke arah gawang, tetapi belum bisa menjebol gawang tim berperingkat kedua itu. Selain itu, tim asal Pamulang, Tangerang Selatan, itu juga berhasil menekan Matador Mekarsari hingga hanya bermain setengah lapangan. Tetapi, kualitas penyelesaian akhir Villa 2000 belum cukup maksimal. Usaha yang tidak kenal lelah itu pun menghasilkan gol di menit ke-55. Gol itu diawali pergerakan pemain sayap Villa 2000 di sisi kiri pertahanan Matador yang diakhiri umpan ke kotak penalti. Erlangga Maula Syahputra yang tidak terkawal dengan mudah memasukkan ”si kulit bundar” ke gawang yang dijaga Zaky Adila Febrianto.
Para pemain Villa 2000 menyambut gol itu dengan antusias. Mereka berpelukan. Tidak hanya itu, para orangtua pemain yang mendukung di tribune juga bergemuruh mengapresiasi gol itu. Antusiasme itu hanya berlangsung tiga menit. Pasalnya, gol dari penyerang sayap Matador Mekarsari, Malik Kaldi, di menit ke-58 membungkam euforia para pemain Villa 2000. Gol itu mengejutkan pemain Villa 2000 karena Malik hanya melakukan dua kali sentuhan sebelum menendang bola dari luar kotak penalti. Bola yang melembung itu melewati kiper Villa 2000, lalu membentur mistar dan masuk ke dalam gawang. Pelatih Villa 2000 Apen Kristian hanya bisa menggelengkan kepala untuk meluapkan kekecewaan. Seusai laga, Apen mengatakan, euforia berlebihan dari anak asuhannya harus dibayar mahal dengan kehilangan poin di pekan ke-23. Dari sisi permainan, lanjut Apen, dirinya senang dengan respons anak asuhannya di babak kedua yang mendominasi jalannya laga.
”Tetapi, percuma kalau kita menang dari sisi taktik, sedangkan kita gagal menjaga intensitas konsentrasi di tengah pertandingan, terutama saat menyambut gol secara berlebihan. Hal ini akan menjadi bahan pembelajaran anak-anak di pekan selanjutnya agar kami tidak mudah berpuas diri,” ujar Apen. Kehilangan fokus
Bukan hanya Villa 2000, tim pemuncak klasemen Buperta Cibubur juga mengalami masalah mental untuk tetap fokus dan memiliki semangat berjuang di lapangan hijau. Selama dua pekan terakhir, Buperta Cibubur hanya meraih hasil imbang. Anak asuhan Jumhari Saleh itu ditahan imbang tanpa gol oleh tim juru kunci BTC di pekan ke-23. Jumhari mengungkapkan, para pemainnya kekurangan hasrat dan semangat untuk mencetak gol. Meskipun menguasai permainan, pola permainan Alfin Esa Ahmad dan kawan-kawan tidak kreatif untuk melakukan serangan. ”Anak-anak bermain datar saja, tidak ada tusukan atau umpan terobosan yang memanjakan pemain depan. Saya melihat pemain kami kehilangan motivasi untuk mencetak gol,” kata Jumhari. Atas dasar itu, Jumhari mengatakan, dirinya akan berupaya memperbaiki kondisi mental anak asuhannya. Apalagi posisi Buperta Cibubur semakin teracam karena selisih poin dengan Matador Mekarsari hanya tersisa dua poin. Sumber: KOMPAS.ID