Saatnya Mempraktikkan Sepak Bola yang Efisien
Pemain sepak bola tidak boleh terlalu lama membuang waktu. Pemain harus cepat mengambil keputusan dan mencari posisi yang menguntungkan. Para pemain LKG U-14 akan mempraktikkan filosofi itu pada laga pekan ke-23.
Oleh ADRIAN FAJRIANSYAH
JAKARTA, KOMPAS — Dalam sepak bola modern, pemain dipacu agar bermain lebih efisien atau tidak lagi membuang-buang waktu dan juga energi untuk memegang bola terlalu lama. Gaya sepak bola seperti itu yang telah disampaikan oleh Pelatih Persipura Jayapura sekaligus mantan pelatih timnas Indonesia Jacksen F Tiago dalam coaching clinic di sela laga pekan ke-22 Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (16/2/2020).
Ilmu lama yang diingatkan lagi oleh Jacksen itu coba ditekankan lagi bagi para pelatih sekolah sepak bola (SSB) peserta LKG mulai pekan ke-23 LKG pada Minggu (23/2/2020). Mereka ingin agar pemain muda yang ada lebih efisien bermain guna menghemat energi, tetapi tetap efektif dalam menjalani strategi ataupun taktik permainan.
Pelatih SSB Buperta Cibubur Jumhari Saleh, dihubungi dari Jakarta, Jumat, mengatakan, materi yang diberikan Jacksen, yakni sentuhan pertama, keputusan, dan posisi, sejatinya sering diberikannya kepada para pemain selama latihan. Namun, tak jarang, pemain lupa pada instruksi-instruksi tersebut.
Namun, dengan nama besar Jacksen, ilmu itu kembali diingatkan dan memotivasi pemain untuk bermain lebih efisien. Hal itu sangat memberikan dampak positif bagi tim. Apalagi, selama ini, filosofi permainan Buperta adalah menyerang cepat mengandalkan dua pemain sayap ataupun umpan langsung ke penyerang menuju jantung pertahanan lawan.
”Materi dari Jacksen adalah filosofi bermain gaya sepak bola modern. Sebenarnya, itu adalah materi yang sering pula saya berikan kepada pemain saat latihan. Namun, coaching clinic kemarin telah menyegarkan lagi pikiran anak-anak agar mau lebih serius bermain efisien atau tidak berlama-lama menyentuh bola, cepat mengambil keputusan, dan mencari posisi menguntungkan. Kalau bisa diterapkan, ilmu itu sangat menunjang pakem utama tim saya agar lebih solid,” tuturnya.
Buperta saat ini memimpin klasemen sementara dengan 49 poin dari 22 laga. Beberapa pekan terakhir, mereka menjadi incaran tim-tim lawan yang berusaha mengalahkan ataupun mengudeta posisi mereka di puncak klasemen. Beberapa kali mereka cukup kewalahan. Contohnya, pada pekan ke-22, mereka ditahan imbang 2-2 oleh SSB Intan Soccer Cipta Cendikia yang sekarang berada di peringkat kedelapan.
”Menjelang akhir musim ini (bersisa delapan laga lagi), liga menjadi lebih sulit. Lawan semakin bersemangat untuk mengalahkan kami. Di sisi lain, cuaca juga tidak menentu. Kadang kala, hujan deras membuat lapangan tergenang sehingga permainan lebih sulit karena menguras energi,” kata Jumhari yang menjadi pelatih tim LKG-SKF Indonesia pada Piala Gothia 2019.
”Untuk itu, permainan yang lebih efisien maupun efektif akan membantu sekali pemain keluar dari tekanan ini, setidaknya lebih menghemat energi dalam pertandingan,” lanjutnya.
Pelatih SSB Bintang Ragunan Teuku Chairul Wisal menyampaikan, materi yang diberikan oleh Jacksen merupakan pola bermain yang lebih cerdas. Itu merupakan modal yang sangat positif untuk pemain muda jika ingin meneruskan karier sebagai pemain profesional di masa depan.
”Sejauh ini, materi itu cocok dengan pola permainan dan materi pemain kami. Semoga, dengan materi kemarin, pemain bisa belajar banyak dan bisa menerapkannya saat pertandingan,” ucap pelatih berdarah Aceh tersebut.
Sebagai pendatang baru, Bintang Ragunan tampil cukup menjanjikan. Mereka berada di peringkat keenam dengan 35 poin dari 22 laga. Dengan grafik itu, mereka pun berambisi untuk menembus jajaran papan atas atau empat besar liga.
Harus seimbang
Hal yang hampir sama diungkapkan Pelatih SSB Oneway Soccer School TB Wahyudinsyah. Pelatih yang tengah mengejar lisensi B AFC tersebut menuturkan, setelah melihat coaching clinic dari Jacksen pekan lalu, secara keseluruhan itu hampir sama dengan materi latihan yang selama ini diberikan kepada pemain.
Pemain diminta untuk seimbang dalam menyerang ataupun bertahan. Pemain diminta untuk menyebar saat menyerang. Maksudnya, pemain yang menerima bola harus cepat dalam menyentuh bola dan mengambil keputusan setelahnya. Sementara itu, pemain yang tidak memegang bola segera mencari posisi yang menguntungkan atau melebar untuk membuka ruang serangan sebanyak-banyaknya.
Adapun ketika bertahan, pemain diminta untuk cepat kembali ke posisi masing-masing. Mereka pun harus segera mempersempit ruang gerak pemain lawan yang sedang memegang bola. Tujuannya, agar pemain lawan yang memegang bola tidak ada kesempatan atau kecil kemungkinan mengalirkan bola yang ada.
”Taktik ini yang kami terapkan selama ini, yakni lewat formasi 4-3-3 ataupun 4-2-3-1. Namun, lewat materi dari Jacksen kemarin, pemain semakin bersemangat untuk menerapkan permainan yang lebih seimbang dalam menyerang dan bertahan tersebut. Terlepas dari itu, saya juga tetap berharap pemain bermain lepas, enjoy, dan disiplin karena itu kunci strategi bisa berjalan dengan optimal,” tuturnya.
Sejauh ini, Oneway Soccer berada di peringkat ke-10 dengan 24 poin dari 22 laga. Mereka tengah berjuang untuk bertahan di LKG. ”Dengan permainan lebih efisien maupun efektif, kami berharap tim bisa bermain dengan lebih solid. Mudah-mudahan dengan ini Oneway Soccer bisa bertahan dan bisa berpartisipasi di LKG musim mendatang,” ujarnya.
Sumber: Kompas.ID