Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Berjibaku Melawan Ancaman Penyakit

Setiap tim kini tidak hanya memikirkan strategi untuk menghadapi lawan, tetapi juga upaya untuk menjaga kesehatan setiap pemain pada musim hujan. Pola makan dan istirahat perlu lebih diperhatikan.

 

Oleh: HERPIN DEWANTO PUTRO

 

JAKARTA, KOMPAS — Musim hujan membuat peserta Liga Kompas Kacang Garuda U-14 lebih mudah jatuh sakit. Padahal, kompetisi mendekati masa krusial. Selain memikirkan strategi untuk menghadapi lawan pada pekan ke-25 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (8/3/2020), tim peserta Liga Kompas juga berusaha keras menjaga kesehatan tubuh.

Bek SSB Matador Mekarsari Ahmad Fikri Santyabudi (tengah) berebut bola dengan gelandang SSB Villa 2000 Maleif Andreas Constantine (kiri) dalam Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (23/2/2020). Matador Mekarsari mengalahkan Villa 2000 dengan skor 2-1. Gol Matador dicetak oleh gelandang Muhammad Arrafi Firdaos Dhya Ulhaq dan striker Malik Kaldi. Sedangkan gol untuk Villa 2000 dicetak oleh striker Erlangga Maula Syahputra.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
23-02-2020

 

Pada pekan ke-24, sebagian tim bisa merasakan beratnya tampil tanpa diperkuat pemain pilar yang sedang sakit. Big Stars Babek FA, misalnya, kehilangan beberapa pemain yang sakit sehingga kesulitan berlatih bersama dalam beberapa pekan terakhir.

Keadaan semakin sulit karena dua pekan terakhir mereka harus berlatih di tempat lain karena lapangan utama tempat berlatih tergenang banjir. ”Jadi kami berlatih di lapangan futsal, hanya berlatih lari, untuk menjaga stamina,” kata Pelatih Big Stars Babek FA Bonni Safrudin Wijaya, Sabtu.

Ketika sebagian pemain kunci tidak bisa berlatih karena sakit, pemain yang jarang dimainkan masih bisa datang. Latihan bisa berjalan, tetapi sulit menyiapkan strategi untuk menghadapi laga selanjutnya.

Meski latihan terkendala, Bonni kaget timnya masih bisa tampil baik menghadapi Buperta Cibubur, pemuncak klasemen sementara, pekan lalu. Mereka sempat tertinggal satu gol, tetapi bisa membalas sehingga laga berakhir 1-1.

Pada pekan ke-25, Big Stars Babek akan menghadapi Pelita Jaya. ”Saya sudah minta para pemain agar menjaga pola makan. Sebaiknya hindari minum es, makan mi instan dan gorengan,” ujar Bonni.

Buperta Cibubur rupanya mengalami hal yang sama sehingga tidak tampil maksimal pada laga itu. Salah satu pemain mereka sakit dan pemain lain yang tampil juga tidak bugar. Akibatnya, mereka tidak bisa menjaga fokus hingga akhir laga.

Pelatih Buperta Jumhari menyadari, para pemain kerap tidak jujur ketika sakit. Mereka berusaha agar tampak sehat dan memaksakan diri bermain. Jumhari pun meminta para pemainnya berterus terang dan memilih beristirahat. ”Kasihan pemain lainnya yang sebetulnya bugar. Mereka seharusnya bisa tampil menggantikan yang sakit,” katanya.

Striker SSB Salfas Soccer Faiz Fajri Nashrullah Al Maulida (kiri) bersiap menendang bola di hadapan bek SSB Metro Kukusan Muhammad Hudaya (kanan) dalam Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (23/2/2020) Salfas Soccer mengalahkan Metro Kukusan dengan skor 2-0. Gol Salfas Soccer dicetak oleh striker Faiz Fajri Nashrullah Al Maulida dan striker Muhammad Fathur Ramadhan.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
23-02-2020

Sebagai langkah antisipasi, Jumhari meminta bantuan orangtua pemain untuk lebih ketat menjaga pola makan anak-anak mereka. Aktivitas pemain di rumah sangat tinggi sehingga jika tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat justru berbahaya.

Gaya hidup sehat

Direktur Liga Kompas Emilius Caesar Alexey mengatakan, pengelola liga tidak membuat kebijakan khusus terkait pemain yang sakit. Setiap tim memiliki 25 pemain dan setiap pekan hanya 18 pemain yang wajib dibawa. Dengan demikian, masih ada cadangan apabila sebagian pemain jatuh sakit.

Kondisi seperti saat ini justru mengingatkan lagi esensi Liga Kompas yang tidak sekadar sebuah kompetisi, tetapi wadah pendidikan bagi peserta untuk menempa diri demi meraih cita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. Oleh karena itu, gaya hidup sehat sudah semestinya diterapkan peserta sejak dini.

Apalagi, saat ini Indonesia juga ikut menghadapi penyebaran virus korona yang terjadi secara global. Setiap pemain dan sekolah sepak bola diharapkan selalu menjaga kebersihan. Sampai saat ini, kompetisi tetap berjalan seperti biasa.

 

Sumber: KOMPAS.ID

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer