Liga KG
Beranda / Berita / Berita Detail

Apresiasi Suzuki Meskipun Kompetisi Berakhir Dini

Meskipun telah berakhir dini, pelaksanaan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim ini mendapat apresiasi, salah satunya dari Suzuki selaku salah satu sponsor. Liga ini dianggap konsisten melahirkan pesepak bola berbakat.

 

 

Oleh: Adrian Fajriansyah

 

Jakarta, Kompas – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), salah satu sponsor Liga Kompas Kacang Garuda U-14, mengapresiasi jalannya kompetisi itu meskipun harus berakhir dini, April lalu. Liga usia muda yang telah berjalan satu dekade itu diyakini tetap produktif menelurkan bibit-bibit berbakat sepak bola nasional.

Gelandang SSB Kabomania Bima Petra Andreanno Widodo (kanan) berusaha merebut bola dari bek SSB Tajimalela FA Ismu Husain Pramudo (kiri) dalam Liga Kompas Kacang Garuda U14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur , Minggu (16/2/2020). Pertandingan antara Tajimalela FA dengan Kabomania berakhir imbang dengan skor 1-1. Gol untuk Tajimalela FA dicetak oleh bek Muhammad Fiqih Faturohman di menit ke 43. Sedangkan gol SSB Kabomania dicetak oleh gelandang Kevin Auriel Putra Ardy Tambunan di menit ke 11.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
16-02-2020

Liga KG U-14 musim 2019-2020 harus diakhiri lebih dini pada pekan ke-25 dari total 30 pekan yang diagendakan. Keputusan sulit akibat pandemi Covid-19 itu diambil pihak pengelola dan Komite Liga KG pada 11 April lalu. Tim teratas pada pekan itu, yaitu Buperta Cibubur, lantas ditetapkan sebagai pemenang pertama.

 

 

Penghentian dini itu adalah keputusan langka, yaitu baru pertama kalinya dilakukan di Liga KG U-14 sepanjang sepuluh tahun eksistensinya. Sejumlah pihak, termasuk PT SIS selaku sponsor, bisa memahami putusan itu dan tetap memberikan apresiasi tinggi atas berjalannya kompetisi musim 2019-2020 yang hampir satu tahun berjalan itu.

 

 

“Meskipun harus selesai lebih awal dari jadwal semula, tapi kompetisi ini telah melahirkan para pemain muda yang sangat potensial. Dengan pembinaan yang konsisten dan berkualitas, kami optimis, bibit-bibit muda ini (para pemain Liga KG U-14) nantinya akan mampu menjadi pahlawan olah raga Indonesia,” ujar Donny Saputra, 4W Marketing Director PT SIS, dalam keterangan persnya, Jumat (15/5/2020) malam.


Mantan kapten timnas Indonesia, Boaz Solossa, melewati trofi Piala AFF Suzuki 2016 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12). Thailand menjadi juara Piala AFF Suzuki 2016 setelah mengalahkan Indonesia 2-0.
KOMPAS/PRIYOMBODO

 

Maka itu, Suzuki selaku salah satu pelaku industri otomotif ternama di dunia, akan terus berupaya memberikan dukungannya terhadap kemajuan olah raga di Indonesia, khususnya sepak bola. Selain Liga KG U-14, Suzuki juga rutin terlibat di dalam penyelenggaran turnamen sepak bola terbesar di Asia Tenggara, Piala Suzuki AFF. “Sejak 2008, Suzuki terlibat dalam penyelenggaraan Suzuki AFF Cup selama 6 kali berturut-turut,” ujar Donny kemudian.

 

 

Pemain Timnas

 

Meskipun batal mengirimkan tim ke kompetisi sepak bola usia dini tingkat dunia, Piala Gothia 2020 di Swedia, LKG U-14 yang didukung Suzuki dianggap mampu melahirkan calon-calon pemain nasional di masa depan. LKG U-14 telah mencetak 44 pemain terbaik dari 489 pemain yang aktif mengikuti kompetisi itu sepanjang musim 2019-2020.

 

Sebagai tambahan motivasi agar para pemain mengerahkan kemampuan terbaiknya, liga itu juga rutin memberikan penghargaan bulanan kepada pemain terbaik. Penghargaan bulanan yang lazimnya juga dilakukan di liga sepak bola ternama dunia, yaitu Liga Primer Inggris, itu tidak lepas dari dukungan Suzuki. Penghargaan itu dinamai Suzuki Player of The Month.

Striker SSB Bintang Ragunan Marselinus Ama Ola meraih penghargaan Pemain Terbaik Bulan November pada Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Sepakbola GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (1/12/2019). Selain mengantongi bersih dari catatan pelanggaran, ketrampilan teknis dan kemampuan serang menjadi salah satu penunjanh terpilihnya menjadi pemain terbaik bulan November. Pada hari yang sama, dirinya memperkuat timnya bertanding melawan tim SSB Intan Soccer Cipta Cendikia yang berakhir dengan skor 1-1.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)
01-12-2019

 

“Kami melihat adanya kualitas yang sangat baik dari para pemain, berikut pula antusiasme yang tinggi dari peserta maupun publik terhadap sepak bola. Kami berharap, lewat LKG kali ini, Suzuki dapat membuka ruang untuk mengedukasi semua pihak dan menyalurkan bakat anak muda Indonesia terhadap olahraga, terutama di bidang sepak bola,” ujar Donny kemudian.

 

Sejak pertama kali digelar 2010 lalu, Liga KG U-14 telah membantu melahirkan sejumlah pemain nasional. Bahkan, tidak sedikit pemain itu yang lantas berkarir di negara luar untuk menekuni karir profesionalnya. Para alumni itu antara lain Sutan Zico, Mochamad Supriadi, Rendy Juliansyah, Andre Oktaviasyah, dan Egy Maulana Vikri.

 

“Sekolah” Terbaik

 

Diakui Pelatih Matador Supriyono Prima, Liga KG U-14 adalah “sekolah” terbaik bagi para pemainnya yang masih berusia belia. Maka, hal yang disayangkannya dari dihentikannya dini kompetisi musim ini adalah anak-anak asuhannya tidak bisa lebih lama mendapatkan kesempatan ditempa fisik dan mental pada musim ini.

Pemain timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri (kanan), saat tampil memperkuat tim LKG SKF di Piala Gothia kelompok umur 14 tahun di Lapangan Ois Garden, Gothenburg, Swedia, Juli 2014 silam. Egy, yang pernah tampil di Liga KG U-14 musim 2013-2014, kini berkarir di klub Polandia, Lechia Gdansk. KOMPAS/GATOT WIDAKDO

Indra Sjafrie, mantan pelatih timnas U-23 yang kini menjabat Direktur Teknik PSSI, mengakui pentingnya posisi Liga KG U-14 di Tanah Air. Menurutnya, liga yang tidak pernah berkompromi dalam penegakan aturan itu telah membantu mengasah talenta-talenta berbakat sepak bola di Tanah Air.

 

”Jika melihat profil-profil (pemain timnas Indonesia), hampir separuhnya pernah ikut LKG U-14. Kerja sama antara swasta, sponsor, pemerintah, dan PSSI harus terus didorong agar lebih banyak muncul pemain yang kita inginkan,” tutur Indra suatu ketika.

 

Indra menambahkan, kompetisi semusim penuh seperti Liga KG U-14 tidaklah semata-mata mengasah kemampuan teknik pemain muda, melainkan juga aspek mental dan karakter. ”Di Indonesia, banyak pemain dengan teknik dan fisik yang hebat. Namun, satu yang kurang, yaitu mental. Inilah yang juga harus diasah agar kita bisa kompetitif (di kancah internasional),” ujarnya.(KEL)

 

Sumber: Kompas.ID

BERITA TERKAIT
Komentar
Berita Populer