Wajah Baru Liga Kompas Kacang Garuda U-14
JAKARTA, KOMPAS — Setelah terhenti selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19, kompetisi sepak bola usia muda Liga Kompas Kacang Garuda U-14 atau LKG kembali bergulir. Liga diawali dengan babak playoff yang diikuti 18 tim dari Jabodetabek. Di musim baru ini, LKG menghadirkan terobosan baru dengan melibatkan psikolog olahraga untuk membantu para pemain mengeluarkan potensi terbaiknya. Lapangan bertanding pun turut berpindah ke lokasi baru.
Babak playoff dimulai pada 29 Oktober 2023 di Dewantara Sport Centre, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, dengan lapangan yang menggunakan rumput sintetis. Peserta playoff dibagi ke dalam enam grup yang masing-masing berisi tiga tim. Tim teratas di tiap grup dan satu runner-up terbaik berhak atas tiket lolos ke babak utama LKG, bergabung dengan sembilan tim yang telah lolos dari degradasi pada akhir musim 2019-2020.
Selain lokasi pertandingan yang berpindah dari sebelumnya Gelanggang Olahraga Ciracas, Jakarta Timur, ke Tangerang Selatan, LKG menghadirkan inovasi baru di musim ini dengan melibatkan psikolog olahraga. Kehadiran psikolog olahraga ini melengkapi tim pemandu bakat yang juga hadir di tiap pertandingan untuk memantau perkembangan para pesepak bola muda.
”Psikolog ini akan memantau apabila ada pemain atau tim yang terlihat kurang bergairah atau performanya menurun. Dengan izin pelatih, psikolog kemudian akan berdialog dan mengambil tindakan untuk membantu pemain menemukan kembali performa terbaiknya,” ujar Direktur LKG Emilius Caesar Alexey selepas kegiatan technical meeting playoff LKG di Menara Kompas, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Sebelumnya, kesadaran untuk melibatkan psikolog olahraga dalam tim mulai terlihat dalam dunia sepak bola Indonesia. Contoh terbaru keberhasilan pelibatan psikolog adalah ketika tim sepak bola Indonesia U-22 meraih medali emas di SEA Games Kamboja 2023. Kala itu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengutus dua psikolog olahraga untuk mendampingi Ernando Ari dan rekan-rekannya selama bertanding. Para pemain mengakui sentuhan psikolog olahraga memberikan mereka ketenangan sekaligus jiwa second win meski tertinggal lebih dulu.
Sebagaimana olahraga lainnya, sepak bola juga memiliki dimensi yang sangat luas. Selain aspek teknik, para pemain muda juga perlu dibimbing dari sisi mentalitas. Apalagi, LKG mempunyai misi mendidik manusia melalui olahraga. Dalam tujuan ini, para pemain juga dituntun untuk meningkatkan soft skill, seperti menghargai lawan, sportivitas, mental pantang menyerah, dan bersikap santun di dalam serta luar lapangan.
Atas alasan itulah aturan-aturan khas LKG, seperti kewajiban memainkan semua pemain, pertimbangan kelolosan berdasarkan poin fair play, dan pengurangan poin jika terdapat elemen tim yang membuat kekacauan, tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat di musim perdana pascapandemi.
Kendati cukup banyak aturan yang harus dipatuhi, antusiasme sekolah sepak bola (SSB) untuk mendaftar ke LKG tidak surut. Tercatat ada sekitar 50 SSB yang berminat bergabung. Namun, karena keterbatasan kuota, panitia kemudian menyeleksi dan akhirnya terpilih 18 SSB yang mengikuti playoff.
Salah satu SSB yang akan bertarung memperebutkan jatah tampil di babak utama adalah Akademi Sepak Bola Tangsel Muda (Astam). Asisten Pelatih Astam Alvin Imam Setiawan mengatakan, pihaknya sudah lama menantikan pembukaan kembali LKG. Baginya, para pemain membutuhkan menit bermain secara reguler seperti di LKG yang menggunakan sistem kompetisi penuh.
”Ini turnamen yang kami tunggu-tunggu. Aturan-aturannya bersifat membangun. Tidak selamanya tim harus mengejar kemenangan. Namun, yang penting adalah bagaimana pemain-pemain muda itu berkembang serta berperilaku baik,” kata Alvin.
Hal serupa diungkapkan Ramdan Ahmad, Manajer R Soccer yang berbasis di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Beberapa tahun sebelumnya, Ramdan berkali-kali berusaha membawa tim yang dia tangani untuk lolos ke babak utama LKG tetapi belum berhasil. Musim ini bersama R Soccer, Ramdan berambisi bisa tampil di babak utama untuk pertama kalinya.
Ia berkali-kali berkeinginan mengikuti LKG lantaran melihat para pemain bisa mendapatkan menit bermain yang memadai. Selain itu, nilai-nilai edukasi yang diterapkan di LKG baginya baik dalam perkembangan pemain muda. Selama berkompetisi di LKG, Ramdan juga berharap para pemainnya bisa dilirik para pencari bakat hingga berkarier di level profesional.