Nyala Gairah Persaingan Menguat pada Pekan Pertama
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Liga Kompas Kacang Garuda U-14 resmi dimulai, Minggu (26/11/2023), setelah tiga tahun vakum akibat pandemi Covid-19. Memasuki pekan pertama, gairah persaingan antartim langsung menyala terang. Dua tim promosi, Asiana Soccer School dan Salfas Soccer, bahkan mampu menang telak tanpa balas dari tim yang lebih dulu berkompetisi di Liga Kompas Kacang Garuda U-14.
Salfas dan Asiana mencuri perhatian di pekan pertama Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Dua tim yang harus melewati babak playoff terlebih dulu sebelum berkompetisi di liga utama itu justru tampil digdaya atas lawan-lawannya. Asiana menenggelamkan Siaga Pratama 8-0, sedangkan Salfas menang 6-0 atas Bintang Ragunan.
Liga Kompas Kacang Garuda U-14 menerapkan sistem setengah kompetisi. Total ada 16 tim peserta liga untuk musim ini. Dengan begitu, tiap tim akan saling bertemu satu sama lain selama 15 pekan mendatang atau hingga Maret 2024. Walau kompetisi terhitung masih panjang, para pemain merasakan aura kompetisi yang begitu ketat di pekan pertama. Tim-tim peserta menganggap setiap pekan layaknya pertandingan final. Maka dari itu, mereka enggan kehilangan satu poin pun sejak pekan pertama.
Faktor lain yang menyebabkan para pemain begitu bersemangat bertanding adalah mereka sudah lama menantikan liga sepak bola usia muda yang berjalan reguler seperti Liga Kompas. Oleh sebab itu, ketika Liga Kompas Kacang Garuda U-14 kembali setelah vakum sekian lama, mereka yang telah menantikan kompetisi ini kembali bergulir sangat bergairah untuk bermain.
”Sudah lama saya menunggu liga ini bergulir. Makanya, waktu dengar Liga Kompas mau mulai lagi, saya semangat untuk main. Apalagi, saya berasal dari Riau yang tidak ada liga pemain muda teratur seperti Liga Kompas. Ini kesempatan langka buat saya,” kata penyerang Sekolah Sepak Bola (SSB) Intan Soccer Cipta Cendekia, M Habil Gaza Maulidyan.
Di musim baru ini Liga Kompas Kacang Garuda U-14 menghadirkan nuansa baru dengan menggunakan lapangan rumput sintetis. Perubahan ini tentu membuat sejumlah pemain tidak bermain dengan kemampuan maksimal di awal babak.
Ini dirasakan kapten SSB Bina Taruna, Alfananti Kaka Fath Albar. Kaka merasa ada perbedaan kecil antara lapangan berumput alami dan sintetis. Di lapangan berumput sintetis, permukaan cenderung cepat panas sehingga dirinya cepat merasa lelah.
Para pemain Bina Taruna juga perlu beradaptasi dengan lapangan rumput sintetis sehingga sempat tertinggal satu gol lebih dulu. Meski demikian, semangat berkompetisi Kaka melebihi rasa lelah dan kesulitan bermain di lapangan rumput sintetis. Dia pun sukses mengantarkan Bina Taruna menang 2-1 atas SSB M Private.
”Memang Liga Kompas ini ketat sejak awal. Padahal, ini baru minggu pertama. Tadi saja kami tertinggal lebih dulu. Rasanya ke depan lawan-lawan yang akan kami hadapi jauh lebih berat,” ucap Kaka.
Persaingan ketat tampak dari tumbangnya tim-tim petahana dari tim-tim promosi seperti Salfas dan Asiana. Salfas, misalnya, tampil amat rapi dan terstruktur dari organisasi permainan. Mereka berani membangun serangan dari lini belakang dengan operan-operan bola pendek.
Para pemain Salfas juga tampil percaya diri saat berduel satu lawan satu untuk melewati lawan. Mereka bermain penuh percaya diri dan minim melakukan kesalahan.
Kapten Salfas, Fakhri Raditya Caesar Putra, mengatakan, semangat timnya tidak luntur dan gentar meskipun Salfas lolos dengan status sebagai tim promosi. Maka dari itu, Fakhri tidak merasa gugup bermain sekaligus memimpin rekan-rekannya di pekan pertama.
”Ini sudah masuk liga utama. Secara persaingan, sekarang lebih berat dibandingkan dengan playoff. Apalagi, liga utama ini, kan, diikuti juara tiap grup di playoff. Walau begitu, saya yakin, kami bisa terus tampil solid hingga liga usai,” kata Fakhri.
Berkat kemenangan telak 6-0 atas Bintang Ragunan, Salfas merangsek ke peringkat kedua klasemen sementara dengan tiga poin. Di atas Salfas, Asiana memimpin klasemen sementara Liga Kompas Kacang Garuda U-14 dengan poin sama, tetapi unggul produktivitas gol.