Adaptasi Cepat Menentukan Kemenangan
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kemampuan beradaptasi pada situasi sulit dan tidak familier menjadi salah satu faktor pendorong tim sepak bola menguasai permainan. Pada pekan kedua Liga Kompas Kacang Garuda U-14, adaptasi cepat atas kondisi lapangan menjadi faktor pembeda ketika pendekatan permainan dan daya juang hampir sama.
Laga Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina Taruna versus SSB Oneway menjadi salah satu contoh pentingnya adaptasi cepat. Bermain di Dewantara Sport Center, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (3/12/2023), kedua tim tersebut menunjukkan determinasi tinggi. Mereka sama-sama menampilkan permainan ofensif secara terbuka. Mereka juga beradu transisi cepat dan pertahanan ketat.
Meskipun pola permainan kedua tim hampir sama, Bina Taruna menjadi pemenang berkat gol semata wayang mereka pada paruh pertama laga itu. Gol tersebut tercipta setelah para pemain Bina Taruna mulai nyaman menguasai laga. Skuad asuhan pelatih Piping Firdaus ini bisa mengatasi kesulitan bermain di atas rumput sintetis serta dalam kondisi hujan.
”Sejujurnya, adaptasi tidak mudah karena kami terbiasa bermain di lapangan berumput alami. Sirkulasi bola jadi lebih cepat dan kontrol bola lebih susah. Ditambah saat kami bertanding, turun hujan. Lapangan jadi lebih licin. Kami kesulitan saat awal pertandingan. Namun, anak-anak ternyata mampu menerapkan antisipasi yang telah kami siapkan ketika latihan,” kata Piping Firdaus.
Menghadapi Oneway di tengah hujan deras, Yefta dan kawan-kawan memilih menerapkan operan-operan pendek demi menjaga penguasaan bola di atas rumput sintetis. Bina Taruna membangun serangan dari lini belakang dengan rapi dan terstruktur. Ketika kehilangan bola lalu lawan melakukan serangan balik, SSB asal Jakarta tersebut pun langsung melakukan transisi cepat ke bertahan.
Pertandingan yang digelar di lapangan berumput sintetis merupakan nuansa baru yang dihadirkan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 pada musim ini. Sejumlah tim tidak terbiasa bermain di rumput sintetis. Sebagian besar berlatih di rumput alami. Bola mengalir lebih cepat di rumput sintetis ketimbang rumput alami. Pemain juga rawan tergelincir jika tak terbiasa berlari di rumput sintetis.
Meski demikian, pemain melihat kondisi lapangan sebagai tantangan yang harus ditaklukkan. Pencetak gol satu-satunya bagi Bina Taruna, Yefta Depri Zakharia, sepakat dengan pelatihnya soal adaptasi tim yang tidak mudah. Namun, menurut Yefta, ia dan rekan setimnya tergolong bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Terbukti, dalam dua pekan terakhir, mereka bisa meraih dua kemenangan.
”Sangat susah bermain di lapangan sintetis, tetapi alhamdulillah tetap bisa bermain bagus dan cetak gol. Semoga pertandingan selanjutnya lebih bisa menguasai permainan karena sudah semakin terbiasa dengan lapangan,” ucap Yefta.
Pentingnya adaptasi juga disampaikan Pelatih Villa 2000 Ferry Perkantara setelah timnya bermain imbang 1-1 melawan Intan Soccer Cipta Cendikia. Seperti laga Bina Taruna versus Oneway, laga Villa 2000 versus Intan Soccer juga menyuguhkan tontonan menarik. Kedua tim itu saling bergantian menyerang, duel-duel antarpemain juga tak terhindarkan.
Namun, hanya satu gol yang mampu Villa 2000 ciptakan lantaran mereka masih memiliki masalah penyelesaian akhir. Padahal, mereka menciptakan enam dari delapan percobaan umpan terobosan. Setelah menguasai bola di dekat gawang, mereka hanya bisa melepaskan satu tembakan tepat sasaran dari tiga percobaan. Kans di area bertahan lawan kerap terbuang karena pemain depan terpeleset atau tidak mengontrol bola dengan sempurna.
”Persoalannya memang pada penyelesaian akhir. Ini juga berkaitan dengan anak-anak belum bisa mengukur kecepatan bola atau kecepatan berlari. Penguasaan bola tanpa kesalahan akan menjadi pembeda saat situasi sengit. Namun, mereka sudah bermain sesuai rencana permainan. Saya optimistis mereka akan segera beradaptasi,” ujar Ferry.
Keuntungan tim promosi
Pada pertandingan lainnya, beberapa tim promosi meraup kemenangan dengan skor signifikan. Salfas Soccer, misalnya, menang 4-0 atas Kabomania Muda. Kemenangan dengan skor serupa diraih Asiana Soccer School yang bermain melawan sesama tim promosi, Akademi Persib Bogor.
Pelatih Asiana Iskandar mengatakan, tim-tim promosi mampu tampil baik dan merepotkan tim petahana lantaran memiliki waktu adaptasi lebih lama. Tim-tim promosi telah menjajal lapangan terlebih dahulu ketika babak playoff. Mereka bermain dua kali pada babak playoff dan akhirnya menembus babak utama. Babak playoff dan utama sama-sama digelar di Dewantara Sport Centre, Serpong.
”Tim promosi, seperti kami, lebih siap karena sudah lebih dulu menyesuaikan permainan di lapangan sintetis. Di sisi lain, kami juga menjalani latihan di lapangan sintetis agar bisa memaksimalkan permainan saat laga. Tentu ini berpengaruh besar pada penampilan anak-anak,” kata Iskandar.
Berkat kemenangan pada pekan kedua, Asiana masih mempertahankan posisi pemuncak klasemen. Mereka unggul produktivitas gol ketimbang Salfas (peringkat kedua) dan Bina Taruna (ketiga) yang sama-sama mengoleksi enam poin.