Ikut Kompetisi, yang Penting Jangan Menyerah
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Esensi kompetisi usia dini adalah tidak sekadar mencari gelar juara. Lebih penting adalah pertandingan kompetitif merupakan sarana bagi para pemain usia belia untuk lebih berkembang. Liga Kompas Kacang Garuda U-14 2023-2024 menjadi kesempatan emas pemain untuk membuktikan komitmen mereka di sepak bola.
Senyum merekah terlihat dari wajah Ahmad Ali Arifil Ula, kiper SSB M-Private. Penampilan apiknya selama 45 menit, dari total 60 menit durasi gim, di laga pekan keempat menghadapi Villa 2000, Minggu (17/12/2023), di Lapangan Dewantara, Tangerang Selatan, Banten, adalah kunci bagi M-Private terhindar dari kekalahan.
Empat penyelamatan krusial dilakukan Arifil untuk membantu timnya tidak kemasukan sehingga menahan Villa 2000, 0-0. Tak hanya untuk Arifil, M-Private untuk pertama kali mencatatkan nirbobol di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 2023-2024.
Arifil mengungkapkan, persiapan lebih keras dilakukan untuk tampil membaik di pekan keempat. Ia menilai Villa 2000 memiliki materi pemain berkualitas. Maka, ia harus menambah porsi latihan untuk meningkatkan kemampuan di bawah mistar demi menghadang gempuran serangan tim lawan.
”Sepekan ini saya menambah latihan pribadi untuk melatih tangkapan dan kondisi fisik. Saya tahu lawan semakin berat. Jadi, perlu ada latihan sendiri di luar latihan rutin tim pada Senin, Rabu, dan Jumat,” kata Arifil seusai laga.
Pada tiga pekan awal, M-Private telah kemasukan lima gol. Mereka kebobolan dua gol dari Bina Taruna dan Intan Soccer Cipta Cendikia, lalu kemasukan satu gol oleh Siaga Pratama.
Arifil bertekad mempertahankan skema latihan itu demi bisa membantu M-Private keluar dari zona degradasi. Kata Arifil, semua pemain M-Private juga semakin bersemangat untuk tampil semakin baik di laga-laga selanjutnya. Selama mengikuti kompetisi, yang penting adalah pemain jangan mudah menyerah.
Sekolah sepak bola berbasis di Bogor, Jawa Barat, itu mengemas hasil imbang kedua di empat pertandingan musim ini. Meski begitu, koleksi poin mereka masih nol karena mengalami dua kali hukuman pengurangan poin.
M-Private melanggar aturan jumlah pemain pada pekan pertama dan keempat. Pasalnya, mereka membawa pemain cadangan kurang dari lima orang. Selain kurang pemain, M-Private juga lambat dalam mendaftarkan susunan pemain sebelum laga dimulai.
Raihan poin juga dicatatkan Bintang Ragunan. Mereka mendapatkan hasil imbang kedua berkat menahan Putra Agung, 0-0. Walaupun belum mampu mengemas kemenangan hingga pekan keempat, Bintang Ragunan tetap bersyukur dengan penampilan yang membaik di pekan sebelumnya. Pada pekan ketiga, mereka dilibas BMIFA, 1-3.
”Hasil imbang ini adalah bukti performa membaik dari anak-anak. Dengan kondisi pemain yang kalah jam terbang dan masih kurang kemampuan penyelesaian akhir, raihan satu poin dan tidak kebobolan sudah bagus buat kami,” ujar Pelatih Bintang Ragunan Abu Bakar.
Abu menuturkan, banyak kendala dihadapi timnya, terutama jadwal latihan yang kerap bentrokan dengan waktu sekolah anak asuhannya. Ia mengungkapkan, Bintang Ragunan sulit berlatih dengan kondisi tim penuh dalam sepekan.
”Sering kali pemain-pemain inti kami tidak ikut berlatih karena ada kegiatan akademik yang harus diikuti. Untuk itu, saya selalu meminta kepada orangtua untuk mendukung komitmen kami karena Liga Kompas bukan kompetisi sembarangan,” tutur Abu.
Ia menambahkan, ”Saya meminta kepada pemain untuk terus berikan permainan terbaik agar kami bisa konsisten meraih poin dan memenuhi target tidak terdegradasi.”
Kesal
Pemandangan kontras terlihat dari wajah Wildan Sanjaya, kapten tim Maesa. Ia menarik ban kapten di lengan kirinya setelah mendengar wasit meniup peluit akhir pada laga kontra Kabomania Muda SS. Pada pertandingan itu, Maesa dihancurkan, 0-6.
”Saya kecewa karena teman-teman kurang bersemangat di babak kedua. Kami harus berlatih lebih keras lagi untuk mengejar ketinggalan dari tim lain,” kata Wildan yang menjalani pendidikan formal di sekolah Islam swasta kawasan Jakarta Selatan.
Hasil itu membuat Maesa menjadi satu-satunya tim yang belum meraup poin hingga pekan keempat. Maesa telah kebobolan 16 gol dari empat laga sehingga kemasukan rerata empat gol per laga.
Di tengah rentetan hasil buruk, Wildan mengatakan, hal itu tidak akan mengendurkan semangat timnya. Pada laga melawan Kabomania, Wildan seakan tampil seorang diri untuk membongkar pertahanan lawan. Serangan Maesa pun selalu bermula dari kaki Wildan, tetapi pemain bernomor punggung 63 itu tidak mendapat dukungan optimal dari rekan setimnya.
Ia juga satu-satunya pemain Maesa yang bisa mencatatkan tembakan ke arah gawang Kabomania. Peluang itu tercipta melalui tendangan bebas di menit ke-27. Di babak pertama, Maesa kemasukan dua gol.
Setelah turun minum, Kabomania memaksa pemain Maesa bermain bertahan. Kesalahan sendiri pemain Maesa memudahkan Kabomania mencetak empat gol tambahan.
Lebih lanjut, ucap Wildan, timnya tidak boleh lagi melakukan banyak kesalahan di laga selanjutnya. ”Lawan-lawan sangat kuat. Jadi, kami harus sungguh-sunguh dan tidak bisa lagi mengulangi kesalahan,” kata Wildan, satu-satunya pemain Maesa yang telah mencetak gol di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim ini.
Maesa menembus babak utama Liga Kompas musim sebagai salah satu dari tujuh tim yang lolos dari babak playoff. Mereka memegang predikat peringkat kedua terbaik dari enam grup babak kualifikasi.